Sabtu, Februari 28, 2009

PONARI dan Batu Petir

Ponari, nama yang sederhana, sesederhana orangnya. Tidak ada yang istimewa pada sosok bocah sepuluh tahun ini sampai suatu hari ia menemukan sebuah batu yang dikenal belakangan  dengan sebutan “batu petir” dan konon diyakini “sakti”, paling tidak oleh ribuan orang yang telah menjadi pasiennya. Batu yang dengan sekali celup, air celupannya bisa mengobati segala macam penyakit. Batu yang telah menjungkirbalikkan logika ribuan anak bangsa! 

Ponari, begitu pula Dewi Sulistiyowati dan entah siapa lagi bakal menyusul, telah menjadi sebuah fenomena berkat batu yang mereka temukan. Tapi yang lebih fenomenal dari itu semua adalah ribuan atau bahkan jutaan ummat manusia yang “tersihir” dan percaya terhadap eksistensi “batu petir” dalam proses penyembuhan. 

Bicara tentang batu, ummat Islam telah mengenal Hajar Aswad sebagai batu yang paling populer di tengah-tengah kehidupan beragama mereka, karena letak keberadaannya (di dinding Ka’bah) dan posisinya di dalam jiwa kaum muslimin, karena kaitannya dengan ibadah thawaf. 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, satu-satunya tauladan ummat, di dalam thawafnya mencontohkan untuk mencium batu ini setiap kali melewatinya pada putaran thawaf atau menyentuhnya bagi yang mampu atau melambai ke arahnya. Demikian istimewanya batu ini, sampai-sampai thawaf tidak dianggap sah kalau tidak memulai thawaf dari arah yang sejajar dengannya. Sehingga jadilah batu ini salah satu dari syi’ar-syi’ar Islam yang wajib dimuliakan, menurut aturan syariat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”. (Qs. Al Hajj: 32).

Tapi kendati pun demikian, batu adalah batu, dia tidak bisa memberi manfaat kepada siapa pun, atau pun mencelakakannya. Adapun kita sampai menciumnya, itu tidak lebih semata-mata dalam rangka menauladani apa yang diperbuat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai tauladan bagi manusia. Dan konsep ini sangat dipahami sekali oleh generasi pertama ummat ini, para salaf, sampai-sampai Umar bin Khattab Rhadiyallahu 'Anhu, Khalifah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang kedua, ketika menciumnya, ia berkata,
إني أعلم أنك حجر لا تضر ولا تنفع ولولا أني رأيت النبي صلى الله عليه و سلم يقبلك ما قبلتك
“Sesungguhnya Aku benar-benar tahu bahwa kamu hanya batu, tidak bisa memberi manfaat atau celaka, kalau saja Aku tidak melihat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menciummu, Aku tidak akan menciummu”. Muttafaqun ‘Alaihi dari Umar Rhadiyallahu 'Anhu.
read more

Senin, Februari 09, 2009

VALENTINE’S DAY

Pertanyaan : Telah banyak tersebar baru-baru ini perayaan Valentine’s Day (’Idul Hubb) -terkhusus di kalangan para mahasiswi- itu merupakan salah satu hari raya orang-orang kristen. Pada hari itu mode dan pakaian serba merah semua, baju, sepatu, dll. Mereka saling tukar/menghadiahkan bunga berwarna mereka. 
Kami mengharap dari anda penjelasan tentang hukum perayaan seperti ini, serta bagaimana bimbingan anda terhadap kaum muslimin dalam permasalahan ini? 
Semoga Allah senantiasa menjaga dan memelihara engkau. 

Jawab :
read more