Kamis, Desember 24, 2015

Selasa, Desember 22, 2015

Tiga Pintu Gerbang Menuju Neraka

Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullähu :
 
"Manusia masuk ke dalam neraka melalui tiga pintu:
- pintu syubhat yang mewariskan keraguan terhadap agama Allah 'Azza wa Jalla'
- pintu syahwat yang mewariskan sikap mengedepankan hawa nafsu daripada ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla'  dan keridhaan-Nya.
- dan pintu marah yang mewariskan permusuhan terhadap ciptaan-Nya.".
 
(Al-Fawaaid,hal:58).
read more

Bertakwa Kepada Allah

Al Imam Ibnu Utsaimin Rahimahullähu mengatakan :
 
Bila engkau menginginkan kemuliaan di sisi Allah dan mempunyai kedudukan di sisi-Nya, maka wajib bagimu bertaqwa. Ketika manusia bertaqwa kepada Allah maka dia lebih mulia di sisi-Nya.
 
——○●※●○——
 
Syarh Riyadis Sholohin (1/524).
read more

Waktu Yang Paling Afdhal Untuk Membaca Al-Qur'an

Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan Hafidzahulläh

Pertanyaan: Manakah yang lebih afdal, dia membaca Al Qur’an di malam hari ataukah dia tidur di malam hari dan dia membacanya di siang hari setelah setiap kali shalat?.

Jawaban: Dia membaca semampu dia baik siang ataupun malam. Bacaan Al Qur’an di malam hari lebih afdhal (utama) karena Jibril mengajarkan Al Qur’an kepada Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam di malam hari. Maka membacanya di malam hari lebih utama.
read more

Mutiara Fauzaniyah

Maka wajib bagi seorang penuntut ilmu untuk memiliki pengetahuan tentang perselisihan para ulama,dan wajib baginya untuk memberikan udzur bagi mereka.

Akan tetapi tidak boleh baginya selamanya untuk mengambil pendpat yang dia pandang tidak benar.

Tetapi hendaknya dia mengambil pendapat yang benar meskipun dia menyelisihi pendapat tokohnya yang dia fanatik kepadanya.

Maka sungguh yang namanya kebenaran lebih disenangi jiwa dari segala apapun.

read more

Larangan Turut Serta Bersama Orang-Orang Kafir Dalam Hari Raya Mereka

'Abdul Malik bin Habib berkata:
 
"Ibnul Qasim ditanya tentang (seorang muslim) naik perahu yang dinaiki oleh orang-orang Nashara untuk menuju ke perayaan mereka, maka Ibnul Qasim membenci (yakni mengharamkan, pen) hal tersebut, karena khawatir turunnya kemurkaan (dari Allah) kepada mereka dengan turut sertanya (si muslim) bersama orang-orang nashara yang berkumpul di atas (perahu) tersebut.
 
Ibnu Qasim juga membenci (yakni mengharamkan, pen) bagi seorang muslim yang menunjukkan kepada seorang nashrani tempat id (perayaan)nya, sebagai bentuk pembalasan terhadapnya. Dia (Ibnu Qasim) memandang itu sebagai bentuk pengagungan/pemuliaan terhadap perayaan mereka dan sebagai bentuk pertolongan terhadap kekafirannya. 
 
Tidakkah kamu tahu, bahwa TIDAK HALAL bagi muslimin untuk membeli dari nashara sesuatu yang berkaitan dengan kemashlahatan perayaan mereka, baik daging, kuah, maupun pakaian; tidak boleh meminjamkan kendaraan, serta tidak boleh membantu sedikitpun untuk perayaan mereka. Karena itu semua termasuk PENGAGUNGAN TERHADAP 'ID (PERAYAAN MEREKA) DAN PERTOLONGAN TERHADAP KEKUFURAN MEREKA. 
 
Seharusnya bagi para penguasa untuk melarang kaum muslimin dari hal itu. Ini adalah pendapat al-Imam Malik dan 'ulama selain beliau, aku tidak mengetahui adanya khilaf (perbedaan pendapat) dalam hal ini.".
 
Sumber :
- Ibnu Taimiyyah dalam (al-Iqtidha' I/19).
- Ibnul Qayyim dalam (Ahkam Ahli adz-Dzimmah I/157).
read more

Sabtu, Desember 19, 2015

Agungkanlah Allah!

Asy Syaikh al Imam Rabi' bin Hadi al Madkhali hafizhahullah berkata:

Wahai saudaraku.. Agungkanlah Allah!. Mengagungkan Allah itu dengan mentauhidkan-Nya dan memurnikan agama ini hanya untuk Allah semata, sebuah misi yang seluruh para rasul diutus untuknya.❞

Majmu' Kutub wa Muallafat 1/73.
read more

Kamis, Desember 17, 2015

Bid'ah Maulid

Asy Syaikh al Allamah al Albani rahimahullah berkata:

Kita semua sepakat bahwa peringatan (maulid Nabi,  pen.) merupakan perkara baru yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak hanya di masa Beliau shallallahu alaihi wasallam, bahkan di masa tiga generasi (shahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in) pun tidak ada.

Dengan demikian, termasuk sesuatu yang  aksiomatis (dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian) bahwa Nabi shallallahu alaihi wasalla belum pernah mengadakan peringatan maulid untuk seorang pun.

Peringatan maulid itu tidak lain merupakan warisan kaum nashrani kristen yang tidak pernah dikenal sama sekali oleh Islam pada tiga generasinya yang terbaik.❞

Kaset Bid'ah al Maulid.
read more

Selasa, Desember 15, 2015

Hati-hati Engkau Dari Menyeru Di Atas Kebodohan

Berkata Allamah Al Walid Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullähu :

"Hati-hati Engkau Dari Menyeru Di Atas Kebodohan. Hati-hati engkau dari berbicara terhadap perkara yang tidak engkau ilmui. Orang yang bodoh adalah orang menghancurkan dan bukan orang yang membangun, merusak dan tidak bisa memperbaiki. Bertakwalah engkau kepada Allah 'Azza wa Jalla'".

[Al Fatawa: 1/345].
read more

Ingat Tujuan Hidupmu!

Berkata Imam Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullähu :

"Wahai hamba Allah, tujuan engkau diciptakan dan diwujudkan, adalah untuk mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla' mengagungkan perintah dan larangan-Nya, hanya kepada-Nya semata Engkau memohon segala kebutuhanmu, dan dengannya Engkau memohon pertolongan untuk mencapai perkara agama dan duniamu, dan mengikuti apa yang diajarkan oleh para rasul-Nya, Engkau tunduk dengan penuh ketaatan dan kerelaan, dan cinta terhadap apa saja yang diperintahkannya, dan membenci apa yang dilarangnya, Engkau mengharapkan rahmat dari Rabbmu, dan takut akan siksaan-Nya.".

(Majmu' fatawa Bin Baaz: 2/ 11).
read more

Memilih Calon Suami

Berkata Al-'Allamah Ibnu Baaz Rahimahullähu :
 
Seharusnya bagi seorang wanita dan para walinya untuk tidak menjadikan perhatian mereka (dalam memilih suami bagi putrinya, pent) adalah si fulan bin fulan, atau orang yang memiliki pekerjaan (pegawai), atau dia seorang saudagar, atau pria yang belum beristri, BUKAN INI BAROMETER NYA.
 
BAROMETER nya adalah memilih pria yang shaleh, sekalipun dia miskin maka nanti Allah akan mengkayakan dia dari karunia-Nya sebagaimana firman Allah :
 
[وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ  [سورة النور 32
 
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya." [Qs. An-Nur: 32].
Dan di dalam hadits shahih (disebutkan) :
«ثلاثة حق على الله عونهم»
"Tiga golongan yang menjadi hak Allah untuk membantu mereka.".
Disebutkan diantara mereka adalah orang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatan, maka orang yang menikah karena menjaga kehormatan akan ditolong Allah.
 
 •┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• 
 
Mahasin Ta'adud Az-Zawjaat, halaman (9-10).
read more

Yang Dibutuhkan Seorang Hamba Ketika Mengerjakan Ibadah

Ibnul Qoyyim Rahimahullähu berkata dalam ‘Uddatush Shabirin hal. 52 : 
 
Seorang hamba di sini membutuhkan kesabaran dalam tiga keadaan:

[] Pertama: Sebelum memulainya, yaitu dengan memperbaiki niat dan keikhlasan, menjauhi sebab-sebab yang menyeret kepada riya’ dan sum’ah, mengikat erat tekat kuat untuk memenuhi hak-hak perkara yang diperintahkan.

[] Kedua: Bersabar ketika beramal, yaitu dengan seorang hamba terus bersabar dari hal-hal yang menyebabkan kekurangan dan sikap menyia-nyiakan atau menelantarkan atau kurang memperhatikan amal dengan baik, terus bersabar untuk selalu menyertai amal dengan niat, menghadirkan hati di hadapan yang disembah (Allah Azza wa Jalla), dan tidak melupakan-Nya ketika menjalankan perintah-Nya.
 
Jadi perkaranya tidak hanya sebatas melakukan sesuatu yang diperintahkan, bahkan perkara terpenting adalah tidak melupakan pemberi perintah (Allah Azza wa Jalla) ketika menjalankan perintah-Nya, bahkan mengingat-Nya selalu menyertai ketika mengerjakan perintah-Nya.
Jadi seperti inilah ibadah hamba-hamba yang ikhlash kepada Allah, sehingga membutuhkan kesabaran untuk memenuhi hak ibadah dengan cara menegakkan penunaiannya, rukun-rukunnya, serta hal-hal yang wajib dan yang nafilah padanya. Juga bersabar untuk selalu mengingat yang disembah ketika mengerjakannya, dan ibadah kepada-Nya tidak menyibukkan atau melalaikan hati dari mengingat-Nya.
Jadi hadirnya hatinya bersama Allah tidak menelantarkan penghambaan kepada-Nya dengan anggota badannya, dan perbuatan anggota badan dalam menunaikan penghambaan kepada-Nya tidak mengosongkan hatinya dari merasa hadir di hadapan-Nya.

[] Ketiga: Bersabar setelah selesai mengerjakan amal. Hal ini dengan melakukan tiga hal:
1. Menyabarkan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa menggugurkan amalnya. Allah Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menggugurkan pahala shadaqah kalian dengan cara mengungkit-ungkitnya dan menyakiti hati pihak yang menerimanya.” (QS. Al-Baqarah: 264).
Jadi perkaranya tidak sebatas menjalankan ketaatan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menjaganya dari hal-hal yang bisa menggugurkan pahalanya.
2. Bersabar untuk tidak melihatnya (senang dan merasa telah melakukannya dengan baik -pent), merasa ujub dengannya, takabbur, serta merasa besar dan mulia karena telah melakukannya. Karena ini semua lebih membahayakan dirinya dibandingkan banyak melakukan berbagai kemaksiatan yang nampak.
3. Bersabar untuk tidak memindahkannya dari catatan yang sifatnya rahasia ke catatan yang sifatnya nampak terang-terangan. Karena seorang hamba ketika melakukan amal secara rahasia antara dirinya dengan Allah, amal tersebut dicatat pada catatan amal yang siftanya rahasia. Maka jika dia menceritakannya, dipindahlah ke catatan amal yang sifatnya terang-terangan. Jadi jangan disangka bahwa lembaran kesabaran akan terlipat dengan selesainya amal.”
Sumber artikel:  Dzammur Riya’ wa Ahlih, karya Asy-Syaikh Yasin bin Ali Al-Adny, hal. 26-27.
 
http://bit.ly/ForumSalafy
read more

Membaca Al-Qur'an Tapi Merasa Sempit Dan Bosan

Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali Hafidzahulläh

Penanya:
Sebagian orang mengeluhkan rasa sempit dan bosan/jenuh ketika membaca Al- Qur'an, apa nasihat anda bagi mereka?.

Jawaban Syaikh -hafizhahullahu-:

Nasihatku, hendaknya dia MENJAGA HATINYA,  karena HATINYA SEDANG SAKIT.
Al-Qur'an, (semestinya) jika seorang mu'min membacanya, dia tidak akan merasa kenyang. Adapun orang ini, maka hatinya sedang sakit
.

Maka aku nasihatkan dia untuk bersungguh-sungguh memohon kepada Allah -Jalla wa 'Ala- agar Allah membuka pintu hatinya dan melapangkan dadanya, serta melindunginya dari syaitan karena sesungguhnya syaitan itulah yang menyebabkan ini semua. Kalau bukan karena syaitan, dia tidak akan seperti itu. Dadanya akan terasa lapang ketika membaca Al-Qur'an. Ini hal pertama yang bisa aku nasihatkan baginya.

Kemudian, aku wasiatkan pula kepadanya jika hal itu terjadi pada pada dirinya secara pribadi, hendaknya dia bermajelis dengan orang-orang bisa membantu dirinya,  yaitu orang-orang yang senantiasa memudzakarah Al-Qur'an dan mempelajarinya di masjid-masjid atau di halaqah-halaqah ilmu, serta berteman dengan orang-orang yang baik dan shalih.  Maka dia akan merasakan kenikmatan (manisnya membaca Al-Qur'an) in sya Allah.

http://goo.gl/k4WG7u
[ dari Tanya Jawab setelah muhadharah "al-Qur'an Mahkota Ketenangan ]

https://bit.ly/ManhajulAnbiya

read more
Al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya,

Siapakah yang pertama kali mengadakan bid'ah maulid Nabi, dan bagaimanakah sejarahnya?.

Beliau menjawab:

Yang pertama kali mengadakan bid'ah tersebut adalah al Fathimiyyun (yang berkuasa) di Mesir pada abad ke-4 hijriyah. Lalu pada abad ke-7 hijriyah disemarakkan oleh Raja Irbil di Irak, hingga tersebarlah di tengah-tengah kaum muslimin.
 
Adapun sebabnya sebagaimana yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Iqtidha' Shirathil Mustaqim; Sebabnya, bisa jadi kecintaan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka menyangka bahwa ini merupakan konsekuensi dari kecintaan tersebut.
Bisa jadi pula sebabnya adalah menyerupai orang-orang Kristen, karena mereka mengadakan peringatan hari kelahiran al Masih alaihissalam.

Terlepas apa sebab yang sebenarnya, maka setiap bid'ah adalah sesat.❞

Fatawa Liqa' al Bab al Maftuh, hlm. 210.
read more

Minggu, Desember 13, 2015

Inilah Hak Allah dan Rasulullah


Asy Syaikh al Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:

Wahai hamba Allah, Anda dapat merealisasikan dua kalimat syahadat dengan menaati segala perintah dan meninggalkan segala larangan. Inilah hak Allah dan hak Rasulullah yang harus Anda tunaikan, wahai seorang hamba.❞

Majmu' al Fatawa 9/39.
read more

Jumat, Desember 11, 2015

Jalan Kebaikan


Berkata Al Imam Muqbil bin Hadi rahimahullohu ta'ala :
 
Kita tidak akan baik kecuali kita kembali kepada Kitabulloh (Al Qur'an) dan kembali kepada sunnah Rasulullah (hadits).

——○●●○—

Qom'ul Mu'aanid, Muqbil Al-Wadi'i. Halaman (56).
read more

Kejujuran Tidak Akan Membuat Menyesal Selamanya



Al Imam Ibnu Utsaimin rahimahullohu ta'ala mengatakan :

Kejujuran itu ketenangan, orang yang jujur tidak akan menyesal selamanya, dia tidak akan mengatakan : "duhai kiranya aku dan seandainya aku."

Karena kejujuran adalah keselamatan, dan orang-orang yang jujur akan Allah selamatkan karena kejujuran mereka.

——○●●○——

Syarh Riyadus Salihin 1/300.
read more

Kamis, Desember 10, 2015

Tujuan Aqidah Islamiyah


Al Allamah Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata :

Maksud dan tujuan dari aqidah islamiyah yang mulia, yang berkonsekuensi berpegang-teguh dengannya adalah banyak macamnya, antara lain: Memurnikan niat dan ibadah hanya untuk Allah semata, karena Dia-lah Sang Pencipta, tiada sekutu bagi-Nya. Sehingga wajib menjadikan tujuan dan ibadah hanya untuk Allah semata.❞

Risalah- Nubdzah fi al Aqidah.
read more

Syi'ar Orang-orang Fasiq dan Peminum Khamer

Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

Tidak sepatutnya bagi seseorang yang mencium aroma ilmu, bertawaqquf (bimbang) tentang keharaman nyanyian dan musik... Minimal yang dikatakan (dalam hal ini, pen.) adalah, 'Sesungguhnya nyanyian dan musik merupakan syi'ar orang-orang fasiq dan para peminum khamer!'.❞
 
Ighatsatul Lahafan 1/228.

read more

Teruntuk Yang Menginginkan Kedamaian Di Negeri Muslimin

Berkata Faqihuzzaman Al-'Allamah Ibnu Al-'Utsaimin Rahimahullähu :


❝ Sesungguhnya di masa kita sekarang dimaklumi tidak ditegakkannya jihad di jalan Allah dengan pedang dan semisalnya, disebabkan;

[] karena lemahnya kaum muslimin baik secara materi maupun maknawi,

[] Dan karena mereka tidak mendatangi sebab-sebab datangnya kemenangan secara hakiki,

[] Dan karena masuknya mereka ke dalam berbagai kesepakatan dan perjanjian antar negara.


Maka tidaklah tersisa melainkan jihad dengan berdakwah kepada Allah di atas ilmu (pengetahuan). ❞


——○●※●○——

Majmu' Al-Fatawa, Ibnu Al-'Utsaimin (18/388).
read more