Al Imam az Zuhri Rahimahullähu berkata,
❝Dahulu orang-orang yang telah berlalu dari ulama kami mengatakan, Berpegang-teguh dengan as Sunnah adalah keselamatan.❞
Riwayat al Lalikai, Syarh Ushul I'tiqad Ahlis Sunnah 1/56.
- pintu syubhat yang mewariskan keraguan terhadap agama Allah 'Azza wa Jalla'
- pintu syahwat yang mewariskan sikap mengedepankan hawa nafsu daripada ketaatan kepada Allah 'Azza wa Jalla' dan keridhaan-Nya.
- dan pintu marah yang mewariskan permusuhan terhadap ciptaan-Nya.".
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya." [Qs. An-Nur: 32].Dan di dalam hadits shahih (disebutkan) :
"Tiga golongan yang menjadi hak Allah untuk membantu mereka.".Disebutkan diantara mereka adalah orang yang menikah dengan tujuan menjaga kehormatan, maka orang yang menikah karena menjaga kehormatan akan ditolong Allah.
Jadi perkaranya tidak hanya sebatas melakukan sesuatu yang diperintahkan, bahkan perkara terpenting adalah tidak melupakan pemberi perintah (Allah Azza wa Jalla) ketika menjalankan perintah-Nya, bahkan mengingat-Nya selalu menyertai ketika mengerjakan perintah-Nya.
Jadi seperti inilah ibadah hamba-hamba yang ikhlash kepada Allah, sehingga membutuhkan kesabaran untuk memenuhi hak ibadah dengan cara menegakkan penunaiannya, rukun-rukunnya, serta hal-hal yang wajib dan yang nafilah padanya. Juga bersabar untuk selalu mengingat yang disembah ketika mengerjakannya, dan ibadah kepada-Nya tidak menyibukkan atau melalaikan hati dari mengingat-Nya.
Jadi hadirnya hatinya bersama Allah tidak menelantarkan penghambaan kepada-Nya dengan anggota badannya, dan perbuatan anggota badan dalam menunaikan penghambaan kepada-Nya tidak mengosongkan hatinya dari merasa hadir di hadapan-Nya.
1. Menyabarkan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa menggugurkan amalnya. Allah Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menggugurkan pahala shadaqah kalian dengan cara mengungkit-ungkitnya dan menyakiti hati pihak yang menerimanya.” (QS. Al-Baqarah: 264).
Jadi perkaranya tidak sebatas menjalankan ketaatan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menjaganya dari hal-hal yang bisa menggugurkan pahalanya.
2. Bersabar untuk tidak melihatnya (senang dan merasa telah melakukannya dengan baik -pent), merasa ujub dengannya, takabbur, serta merasa besar dan mulia karena telah melakukannya. Karena ini semua lebih membahayakan dirinya dibandingkan banyak melakukan berbagai kemaksiatan yang nampak.
3. Bersabar untuk tidak memindahkannya dari catatan yang sifatnya rahasia ke catatan yang sifatnya nampak terang-terangan. Karena seorang hamba ketika melakukan amal secara rahasia antara dirinya dengan Allah, amal tersebut dicatat pada catatan amal yang siftanya rahasia. Maka jika dia menceritakannya, dipindahlah ke catatan amal yang sifatnya terang-terangan. Jadi jangan disangka bahwa lembaran kesabaran akan terlipat dengan selesainya amal.”